Selasa, 29 Mei 2012

Charly Bertekad Setia Band Harus Beda

Februari 2012, Charly bersama Pepeng membentuk Setia Band, dan 3 Mei lalu merilis album pertama mereka, bertajuk Satu Hati. Ada pesan khusus untuk Pepep ST 12

“Saudaraku Pepep, maafkan aku. Semoga semua ini memberikan hikmah yang baik dan memberikan jalan terbaik buat kita semua. Maju terus ST 12 walau tanpa aku dan Pepeng, amin…!!!,” tulis Charly dalam sampul album Satu Hati. Pertanyaannya, apakah ia bisa mendulang sukses sama? Charly terbuka. Ia tidak memaksakan diri harus keluar dari embel-embel ST 12 dalam waktu singkat. “Terserah orang mau mengenaliku Charly ST 12 atau Charly Setia Band.

Aku tetap Charly yang sama. Suara Charly, ya begini, gaya musiknya juga begini.” Hanya, bersama Setia Band ia harus membuat sedikit perbedaan warna. Karena bagaimana pun, ini Setia Band, bukan ST 12. “Konsep atau warna musik harus beda dan mau enggak mau beda. Bagaimana pun, di ST 12 ada warnanya Pepep. Sekarang di Setia Band, kan enggak ada. Jadi pasti akan berbeda.

Perbedaan itu bisa dirasakan lewat singel pertama, “Jangan Ngarep”. Warna Melayu yang ditawarkan lebih fun, instrumen lebih beragam, tempo irama lebih energik. Menggantikan posisi Pepep, Charly merangkul gadis bernama Alsa -- penabuh drum beraliran jazz termuda -- yang baru berusia 17 tahun. Sebelumnya, Alsa beberapa kali menjadi additional player dalam pertunjukan besar ST 12.

“Kami memilih perempuan untuk drum, juga untuk membedakan. Biar lebih menarik. Kesannya, kan lebih cantik,” jelas Charly. Setia Band juga akan memberikan aksi-aksi baru dalam penampilan panggungnya. Jangan terkejut melihat Setia Band manggung diiringi tarian tradisional. Lewat Setia Band, Charly juga memiliki visi membawa budaya Indonesia ke berbagai penjuru dunia.

“Namanya manusia, kita harus berusaha melakukan yang terbaik. Sebejat-bejatnya aku, sejelek-jeleknya aku, tetap harus melakukan yang terbaik. Jadi aku dan Pepeng mengusahakan yang terbaik untuk masa depan Setia Band. Selebihnya, di tangan Tuhan,” tutup Charly.
Selengkapnya...

Charly Setia Band, Kalau Selama ini Aku Sombong dan Lupa Diri, Maafkan

Bicara Setia Band, tak lepas dari ST 12. Biar bagaimana pun, lewat ST 12 lahir nama besar Charly Van Houten, sang vokalis.
Bertahan delapan tahun sebagai band papan atas, ST 12 harus berakhir pilu di pengujung 2011. Diawali dengan pengunduran diri Charly. Banyaknya proyek dan ambisi Charly disebut-sebut sebagai pemicu utama. Dia yang menyatakan mundur dan memproklamirkan membentuk manajemen sendiri, Pangeran Cinta Management (PCM). Mengusut masalah, takkan ada habisnya. Seperti kata Pepep, malah akan berakhir saling menuding.

Ketidakcocokan, ketidaksesuaian visi pada akhirnya diakui Charly terjadi. Itulah yang membuatnya hengkang dan membentuk band sendiri bersama Pepeng. “Konflik besar, sih enggak. Ini masalah visi. Kalau sudah tidak cocok, mengapa harus dipaksakan. Kami berkesenian, berkarya, yang bermain, kan hati. Susah kalau dipaksakan,” ungkapnya.

Tak terkecuali, ego juga membumbui keretakan mereka. “Setiap manusia punya ego. Enggak sampai bertengkar yang bagaimana. Tapi yang pasti aku merasa sudah enggak satu visi saja.” Seperti halnya bekerja di sebuah perusahaan, jika sudah tidak sejalan, buat apa diteruskan. Karena keputusan ini, tak sedikit yang menudingnya macam-macam.

Apalagi ketika kembali ke cerita masa lalu, bagaimana Pepep menemukan Charly dan mengajaknya bergabung dalam ST 12. Sempat banyak orang menudingnya kacang lupa kulit. “Charly memang sombong. Charly memang lupa diri. Kalau memang selama ini aku jadi orang sombong minta maaf, mungkin selanjutnya aku bisa menjadi lebih baik. Apa pun omongan orang, aku terima dengan baik. Itu menjadi suatu pelajaran.”
Selengkapnya...